Beberapa waktu yang lalu saya mendapat kesempatan untuk menjadi volunteer dan sekaligus memantau sistem ajar-mengajar di SPICES (Supports for Parents, Infants and Children through Early Services) di Kuala Lumpur, Malaysia. Sebuah organisasi niralaba (non profit) yang mengajar anak-anak berkebutuhan khusus.
SPICES memiliki kelas untuk anak-anak pra sekolah maupun anak-anak umur sekolah yang berkebutuhan khusus dari segala kondisi.
Latar belakang dari setiap guru berbeda. Karakter setiap guru berbeda. Cara mengajar setiap guru berbeda (meskipun kurikulum dan sistem pengajaran yang ditetapkan sudah baku). Tapi ada satu hal yang sama dari setiap guru di SPICES. Mereka mengajar dengan hati.
Sepulangnya dari beberapa hari membantu dan memantau di SPICES, saya sempat berpikir dan merenungkan bahwa setiap hal yang kita lakukan, prioritas yang paling utama adalah mengerjakan segala sesuatu dengan hati. Maksudnya adalah kita harus menaruhkan seluruh hati kita.
Bagaimana dengan pengetahuan dan pendidikan yang cukup? Apakah itu tidak cukup penting? Saya pikir, jika kita mengerjakan semuanya dengan hati, maka pasti kita juga akan mengejar pengetahuan dan pendidikan yang cukup untuk hal itu. Jika kita mengajar anak-anak berkebutuhan khusus dengan hati, maka kita juga akan mencari pengetahuan dan pendidikan yang cukup tentang pendidikan ABK (anak berkebutuhan khusus). Kalau kita merasa bahwa : "Yang penting kerjain aja lah....ga usah pake ngerti-ngerti ato pendidikan segala juga ga papa kali", mungkin kita harus bertanya kepada diri kita sendiri....apakah kita sudah menaruhkan hati kita di dalam mengajar anak-anak di hadapan kita?
"dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan." (Efesus 6:7-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar