Senin, 27 Mei 2013

Tidak Ada Sesuatu Pun Yang Akan Sia-sia

 Song of the Week: Jason Gray – “Nothing Is Wasted” (Remix)

Pagi ini saya membaca sebuah cerita di dalam sebuah renungan harian. Sangat menyentuh, dan yang lebih utama, menjadi sebuah wake-up call untuk saya.
"Di sebuah rumah untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, Catherine sudah bertumbuh selama 20 tahun. Anak ini telah mengalami keterbatasan secara mental dari awal dan tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya memandang secara diam ke dinding atau membuat gerakan-gerakan yang aneh. Makan, minum, tidur, adalah seluruh aktivitasnya. Ia tidak berpartisipasi di segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Sebelah kakinya harus diamputasi. Keadaannya tidak baik. Staf di sana mengharapkan yang terbaik untuk Cathy dan berharap bahwa Tuhan segera mejemputnya untuk bersama-sama dengan-Nya.
 Suatu hari, dokter memanggil direktur untuk segera datang. Catherine sedang sekarat. Ketika keduanya memasuki ruangan, mereka tidak bisa mempercayai indra mereka. Catherine sedang menyanyikan himne rohani Kristen yang ia dengar dan kenali, yang cocok untuk saatnya sekarang. Ia mengulangi lagu Jerman ini berkali-kali,"Di manakah jiwa menemukan peristirahatannya, tempat bersama Bapa?"  Ia bernyanyi selama setengah jam dengan wajah yang penuh terang, kemudian ia meninggal dengan tenang. (Diambil dari The Best Is Still To Come, Wuppertal : Sonne und Shild)
Tidak ada sesuatu pun yang kita lakukan, yang akan sia-sia. Semua yang kita lakukan untuk Tuhan, melayani-Nya, melayani sesama kita, mengajar dan membimbing anak-anak yang berkebutuhan khusus, tidak akan sia-sia. 
 Tidak ada sesuatu pun yang akan sia-sia.

Sabtu, 18 Mei 2013

Spread the Awareness - Temple Grandin


The campaign had started! Kampanyenya sudah mulai!

Saya bersyukur kepada Tuhan karena Ia benar-benar menuntun setiap jalan.  Kemarin, Jumat, 17 Mei 2013, kampanye untuk menyebarkan kesadaran akan kondisi anak-anak berkebutuhan khusus kepada masyarakat di kota Medan sudah dimulai, dengan penayangan film biografi Temple Grandin. 

Temple Grandin, seorang yang mengalami autisme, lahir pada tanggal 29 Agustus 1974. Ia adalah seorang doktor ilmu pengetahuan hewan dan profesor di Colorado State University, penulis buku best seller, aktivis autisme, dan konsultan tingkah laku hewan dalam industri daging hewan. Pada tahun 2010, ia masuk dalam dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia dalam kategori "Pahlawan", oleh majalah Time 100.

Akhirnya, sebuah film diproduksi, menceritakan kehidupannya, pergumulan hidupnya, perjuangan ibunya, kesulitan komunikasinya, dan pintu-pintu yang terbuka baginya ke dunia baru. Film ini mengajarkan kita bahwa di dalam hidup seseorang yang mengalami autisme, satu hal yang paling penting adalah dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Bukan hanya dari orang tua atau keluarga saja. Bukan dari orang-orang yang juga mengalami hal yang sama, bukan dari komunitas yang juga memiliki anak yang berkebutuhan khusus. Tetapi lebih lagi, dukungan dari orang-orang di sekitar yang tidak memiliki anak berkebutuhan khusus, tetapi ingin membuka hati dan tangan untuk merangkul mereka dan membantu mereka untuk menemukan "pintu-pintu ke dunia baru yang memperbaharui hidup mereka".  

Are you one of those people? Andakah orang-orang tersebut?

Spread the awareness! Sebarkan kesadaran akan keadaan anak berkebutuhan khusus di sekeliling Anda. Care for them and reach your hands out.